Lincak 2025-09-10 16:05:23

Tidore luluh lantak. Portugis yang membuatnya hancur. Kapal Spanyol Santa Maria tiba di Tidore ketika Tidore sedang hancur-hancurnya.
Sultan Mansur wafat, dan putra mahkota yang baru berusia delapan tahun menggantikannya. Orang-orang Spanyol harus bertindak hati-hati setelah berlabuh di Pulau Gilolo agar tidak ditangkap oleh Portugis.
Setelah Portugis tahu keberadaan kapal Spanyol, mereka berkomunikasi lewat surat. Isi surat itulah yang kemudian membuat mereka perang berebut rempah di Maluku: pala dan cengkih.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Sebelumnya, Portugis telah bekerja sama dengan Kesultanan Ternate. Portugis memiliki kapal, prajurit, dan senjata yang digunakan untuk menyerang Tidore.
Maka, para pelaut Spanyol yang sudah berada di Gilolo, perlu diam-diam mengirim kano ke Tidore pada malam hari. Kano itu membawa surat untuk mengabarkan kedatangan Kapal Santa Maria kepada Sultan Tidore.
Selama di Gilolo, orang-orang Spanyol disambut dengan baik. Gilolo yang berada di bawah kekausaan Tidore, menyajikan banyak makanan dan minuman untuk para pelaut Spanyol itu.
“Di Gilolo, para pelaut yang kelaparan dijamu,” tulis Roger Crowley, dibuku Spice, edisi paperback (2025). Gilolo disebut menyediakan kelimpahan tropis: ada babi, kambing, beras, ayam, kelapa, pisang, dan berbagai buah-buahan lainnya.
Santa Maria berangkat dari Spanyol pada Juli 1525. Pada 22 Oktober 1525 tiba di Talaut, setelah mampir di Cebu, Filipina.
Dalam perjalanannya ke Maluku, para pelaut Spanyol itu melihat Pulau Gilolo pada 29 Oktober 1525, dan mendekati Gilolo pada 2 November 1525. Orang-orang dari Pulau Rabo mengayuh dayung menyambut mereka, berbicara dalam bahasa Portugis.
Para pelaut Spanyol itu pun merasa gembira mendengar bahasa pesaingyadi wilayah yang jah dari Eropa itu. Kangen rumah pun membuncah setelah menempuh perjalanan 440 hari melewati badai, dingin, dan kekurangan gizi.
Pada 4 November 1525, Santa Maria tiba di Pelabuhan Zamafo di Gilolo. Dari 450 orang yang berangkat dengan tujuh kapal, mereka tinggal 150 orang.
Hanya satu kapal yang tiba di Maluku. Kapal-kapal lain tak bisa melanjutkan perjalanan dan sebanyak 40 orang meninggal dalam perjalanan.