
JET tempur adalah simbol kekuatan militer dan kedaulatan sebuah negara. Namun, tidak semua negara yang memilikinya bisa benar-benar mengoperasikan pesawat tersebut. Ada beberapa negara yang ternyata punya jet tempur canggih, tapi tidak memiliki pilot terlatih untuk menerbangkannya.
Fenomena ini cukup mengejutkan, sebab pesawat yang bernilai jutaan dolar hanya menjadi pajangan atau sekadar simbol kekuatan.
Berikut daftar 5 negara yang memiliki jet tempur tanpa pilot beserta alasannya.
1. Afghanistan
Setelah penarikan pasukan Amerika Serikat pada 2021, Afghanistan mewarisi sejumlah pesawat seperti A-29 Super Tucano dan helikopter Mi-17. Sayangnya, di bawah kekuasaan Taliban, tidak ada lagi pilot maupun dukungan teknis yang memadai. Akibatnya, pesawat-pesawat ini tidak dapat digunakan dan hanya menjadi besi tua.
2. Chad
Chad pernah membeli MiG-29 dari Ukraina pada 2014. Namun, masalah anggaran dan minimnya tenaga pilot membuat jet tersebut jarang sekali digunakan. Sesekali Chad menyewa pilot asing, tetapi solusi ini tidak bertahan lama karena biaya yang tinggi.
3. Libya
Libya dulunya memiliki armada besar seperti MiG-21, MiG-23, dan Mirage F1. Namun, perang saudara berkepanjangan menghancurkan infrastruktur militernya. Banyak pilot yang gugur, melarikan diri, atau tidak lagi aktif. Jet-jet tempur yang tersisa kini berkarat dan hanya dijadikan sumber suku cadang.
4. Somalia
Somalia sempat memiliki MiG era Soviet. Akan tetapi, konflik internal yang panjang membuat sistem pelatihan hancur. Tidak ada lagi pilot yang mampu mengoperasikan pesawat tersebut. Alhasil, jet tempur di Somalia kini hanya menjadi simbol masa lalu.
5. Yaman
Sebelum perang saudara, Yaman mengoperasikan Su-22 dan MiG-29. Sayangnya, konflik menghancurkan landasan udara dan pusat pelatihan pilot. Banyak pilot yang hilang atau berhenti bertugas, membuat jet-jet tempur Yaman tak bisa lagi digunakan.
Kenapa Negara Ini Masih Simpan Jet Tempur?
Ada beberapa alasan mengapa negara-negara ini tetap mempertahankan jet tempur meskipun tidak bisa diterbangkan:
- Simbol kekuasaan dan kedaulatan: Jet tempur sering dipertahankan untuk parade militer atau diplomasi.
- Harapan masa depan: Beberapa negara berharap suatu saat bisa melatih pilot baru atau mendapat bantuan asing.
- Tingginya biaya pelatihan: Melatih satu pilot tempur butuh waktu 2-3 tahun serta biaya jutaan dolar, sesuatu yang sulit dicapai negara dengan konflik atau anggaran terbatas.
Kesimpulan
Jet tempur memang menjadi salah satu lambang kekuatan militer sebuah negara. Namun, tanpa pilot terlatih dan infrastruktur pendukung, pesawat tempur secanggih apapun hanyalah mesin yang tidak berguna.
Kelima negara, Afghanistan, Chad, Libya, Somalia, dan Yaman, adalah contoh nyata bahwa memiliki peralatan canggih saja tidak cukup. Sumber daya manusia tetap menjadi kunci utama dalam mempertahankan kekuatan militer. (Z-10)